Senin, 10 November 2014

Jadwal Kerja yang Tidak Tetap Bisa Kurangi Daya Kerja Otak




Idealnya, waktu bekerja di kantor dimulai dari pukul 08:00 hingga 17:00. Tetapi lain halnya jika Anda bekerja di tempat-tempat yang membutuhkan pelayanan 24 jam, misalnya rumah sakit, dinas pemadam kebakaran atau call center. Beberapa jenis pekerjaan mengharuskan karyawannya untuk bekerja dengan jadwal bergilir di pagi hari atau malam hari.

Menurut para ilmuwan, memiliki pekerjaan dengan jadwal yang digilir ternyata dapat menumpulkan sistem kerja otak dan mengurangi kemampuan intelektual seperti pemahaman, analisa dan pemecahan masalah. Hal ini dikemukakan dalam penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Occupational and Environmental Medicine. Jurnal tersebut memaparkan, sistem jam kerja shift akan mengurangi jam tidur sehingga membuat otak berusia enam tahun lebih tua.

Penelitian ini juga dikaitkan dengan penyakit demensia, yaitu penurunan fungsional otak yang disebabkan oleh kelainan yang terjadi pada otak karena waktu tidur yang terganggu. Akibatnya, orang jadi mudah lupa atau mengalami kepikunan.

Dalam jurnal tersebut, dijelaskan bahwa jam internal alami yang dimiliki tubuh telah dirancang secara otomatis untuk beraktivitas di pagi hari dan beristirahat di malam hari. Apabila hal ini dilakukan secara terbalik, banyak dampak negatif yang dialami mulai dari obesitas hingga kanker. 

Image : assets.kompas.com
Baru-baru ini, tim peneliti dari University of Swansea Inggris dan University of Toulouse di Prancis juga menemukan efek lain dari jadwal kerja bergilir yang berdampak pada otak. Para peneliti ini melakukan survei untuk mengetes daya ingat, kecepatan berpikir dan kemampuan yang menyangkut daya kerja otak kepada tiga ribu responden.

Hasilnya, daya kerja otak secara alami akan menurun seiring dengan bertambahnya usia. Namun para peneliti mengatakan, orang yang bekerja dengan jadwal yang bergilir mempunyai kecenderungan untuk mempercepat proses penurunan kerja otak.

Dr. Philip Tucker yang tergabung kedalam tim peneliti di Universitas Swansea mengatakan, daya kerja otak pada seseorang yang mempunyai jam kerja tidak tetap berakibat pada penurunan yang cukup besar dalam fungsi otak. Sehingga ada kemungkinan seseorang melakukan kesalahan yang lebih banyak ketika ia mencoba untuk melakukan tugas yang rumit

Lalu apa yang bisa dilakukan untuk meminimalisir dampak negatif dari jam kerja bergilir ini? Dr. Philip menjelaskan cara-cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko kesehatan akibat fungsi otak yang menurun.

"Jalani pemeriksaan medis secara rutin dan lakukan tes kemampuan kognitif untuk mencari tanda-tanda penurunan daya kerja otak lebih awal," jelasnya seperti dikutip dari BBC.

Kemampuan kognitif yang dimaksud adalah kemampuan penalaran yang dimiliki oleh seseorang dalam memahami pengetahuan, menganalisa persoalan, menginterpretasikan informasi dan memecahkan permasalahan.

Image : http://cw.iabc.com
Dr. Michael Hastings dari Medical Research Council's Laboratory of Molecular Biology di Inggris juga menambahkan, seseorang yang bekerja dengan jadwal bergilir yang tak menentu bisa saja mengembalikan daya kerja otaknya menjadi normal. Hanya saja, diperlukan waktu sekitar lima tahun untuk memulihkannya.

Ditambahkan oleh Profesor Derk-Jan Dijk dari Surrey Sleep Centre Inggris, para pensiunan yang pernah bekerja dengan jadwal bergilir masih memiliki kualitas tidur lebih rendah daripada orang tidak pernah bekerja dengan waktu bergilir. Ia juga menyimpulkan, "Kami telah mengetahui bahwa bekerja dengan jadwal bergilir memang tidak baik untuk kesehatan fisik, karena hal ini memberikan pengaruh terhadap fungsi otak," katanya.


Credit : Intan Kemala Sari

0 Komentar :

Posting Komentar